Minggu, 13 Maret 2011

profesi pendidikan

 
GURU ; MENGAJAR SEKALIGUS MENDIDIK
            Pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bias bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Kini profesi guru tidak lagi dipandang sebelah mata, karna disinilah letak strategis guru dalam dunia pendidikan. Karena itu tidak ada pilihan lain profesi guru harus mampu memosisikan diri sebagai guru-guru yang ideal dan layak, yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman yang kian maju dan kompetitif mempunyai kekuatan spiritual, intelektual, emosional dan social yang tinggi serta kreatif melakukan terobosan dan pembaharuanyang kontinu dan konsisten.
            Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figure inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-citanya di masa depan.
            Sosok guru mengemban tugas mulia ini baiknya disertai profesionalisme dalam mengajar. Kini sudah tidak dibenarkan mengajar dengan kekerasan, member hukuman semaunya sendiri melainkan dengan jiwa yang penuh pendekatan pada siswa memahami kondisi psikologi anak didik. Karena siswa berasal dari berbagai jenis latar belakang. Interaksi antara guru dan peserta didik harus terjadi seimbang maka dengan kondisi yang seimbang tersebut akan menimbulkan rasa nyaman pada siswa dan membangkitkan motivasi untuk belajar.
            Guru sebagai transfer of knowledge, tugas guru kedepan tak hanya mengajar, melainkan sebagai inovator pembelajaran. Mudah-mudahan ini bias terwujud demi pendidikan lebih maju daripada sebelumnya. Dalam proses pembelajaran, guru semua mata pelajaran dituntut untuk inovatif. Hal itu mencakup beberapa hal seperti bahan ajar, sarana belajar dan sebagainya. Dengan begitu proses pembelajaran dikelas akan menjadi menarik, dinamis tidak menimbulkan siswa bosan atau bahkan ngantuk.
Alhasil, siswa pun akan makin giat dan senang belajar di kelas karena gurunya mampu mengemas pembelajaran secara menarik.
            Namun, mencari sosok-sosok guru yang inovatif dalam pembelajarannya di kelas, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Umumnya, dijumpai guru-guru lebih nyaman mengajar dengan gaya khotib yaitu berceramah. Siswa diminta mendengrakan baik-baik. Sementara guru sibuk menyampaikan,seraya membuka-buka materi ajarnya tanpa mengerti apakah siswanya mengerti,maksud atau sama sekali tidak memahami apa yang sedang diajarkannya.
            Umumnya juga, ketika guru tidak bias mengajar karena ada keperluaan, lagu lama guru yaitu meninggalkan perintah untuk mengerjakan LKS, mencatat halaman sekian dan dikumpulkan. Di sini LKS alias Lembar Kerja Siswa betul-betul menjadi bahan kerjaan siswa agar tidak rebut di kelas atau main ke luar kelas. Kalau seperti ini kondisinya, lantas apa yang bias kita harapkan dari para siswa itu, selain hanya keluhan banyaknya tugas dari gurunya.
            Supaya hal tersebut tidak terus menjadi budaya dalam pembelajaran maka disarankan guru perlu berpikir dan bertindak inovatif. Namun,semuanya itu butuh proses. Seorang guru yang baik, merupakan seorang innovator yang baik. Ia akan selalu berpikir dan bertindak inovatif dalam pembelajarannya, seraya terus menerus mengevaluasi diri dari tahun ke tahun. Untuk menjadi guru yang penuh inovatif,ideal dan layak ada beberapa kriteria menurut beberapa tokoh seperti, menurut Prof. Herawati Susilo MSc Ph.D, pakar pendidikan Universitas Negeri Malang, ada enam kriteria guru masa depan (ideal) , yaitu belajar sepanjang hayat, literate sain dan teknologi, menguasai bahasa inggris dengan baik, terampil melaksanakan penelitian tindakan kelas, rajin menghasilkan karya tulis ilmiah, dan mampu mendidik peserta didik berdasarkan filosofi kontruktivisme dengan pendekatan kontekstual.
Menurut Husnul Chotimah (2008), ada beberapa criteria guru ideal yang seharusnya dimiliki bangsa Indonesia di abad 21 ini. Pertama, dapat membagi waktu dengan baik. Dapat membagi waktu antara tugas utama sebagai guru dan tugas dalam keluarga, serta dalam masyarakat. Kedua, rajin membaca. Ketiga, banyak menulis. Keempat, gemar melakukan penelitian.
            Dari beberapa pengertian di atas, guru ideal dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, guru yang memahami benar profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia sosok yang selalu member dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridla dari Allah SWT. Dia mendidik dengan hatinya, kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria,senang,dan selalu menerapkan 5S (salam, sapa, sopan, senyum, dan sabar) dalam kesehariannya. Kedua, guru yang ideal adalah guru yang rajin membaca dan menulis. Pengalamn mengatakan, bahwa barang siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya ilmu. Ketiga,guru yang sensitive terhadap waktu. Mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktunya. Keempat, guru yang ideal adalah guru yang kreatif dan inovatif. Terakhir, guru yang ideal adalah guru yang memiliki lima kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan social, kecerdasan emosional dan kecerdasan motorik.
           

            Kesimpulan mengenai kriteria guru ideal,
1.      Orang yang mempunyai kompetensi tinggi dengan banyak membaca,menulis, dan meneliti. Ia adalah figur yang senang dengan pengembangan diri terus menerus, tidak merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.
2.      Mempunyai moral yang baik, bias menjadi teladan, dan member contoh perbuatan, tidak sekedar menyuruh dan berorasi.
3.      Mempunyai skill yang memadai untuk nerkompetisi dengan elemen bangsa yang lain dan sebagai sumber inspirasi dan motivasi kepada anak didik.
4.      Mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi dalam mengajar sehingga menarik dan memuaskan anak didik.
5.      Mempunyai tanggung jawab sosial dengan ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan.
            Seorang guru yang baik, merupakan seorang innovator yang baik. Ia akan selalau berpikir dan bertindak inovatif dalam pembelajarannya, seraya terus menerus mengevaluasi diri dari tahun ke tahun. Untuk itu, agar para guru dapat tampil menjadi sosok innovator, maka dirinya harus selalu membaca. Seorang guru yang senang menulis, membaca dan berdiskusi umumnya dapat bersikap inovatif dalam pembelajarannya di kelas. Itu sebabnya karena dirinya selalu mengikuti informasi terbaru dan terutama, selalu berpikiran kreatif.








Referensi
Asmani, Jamal Ma’mur . 2010.Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan inovatif. Yogyakarta : Diva Press
Sudaryanto Spd. “Guru Perlu Inovasi Mengajar”. Kedaulatan Rakyat. 1 April 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar